Al Quran
POKOK-POKOK AGAMA
Pertama : Al Quran
Kedua : Hadits
Ketiga : Qias
Keempat : Ijma’
AL QURAN
Quran menurut bahasa, artinya bacaan, lalu menjadi nama bagi sebuah kitab, berisi wahyu-wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkannya sedikit demi sedikit dalam masa 23 tahun.
Gunanya Al Quran
Allah menurunkan Quran itu gunanya :
a.Supaya diamalkan dan
b.Supaya disampaikan:
I.Supaya diamalkan, yakni menurut segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-NYA, sebagaimana firman-NYA:
Artinya: Maka berpeganglah kepada apa yang diwahyukan kepadamu (Az-Zukhruf: 43)
II.Supaya disampaikan isinya kepada manusia, firman Allah SWT:
Artinya: Dan dari tiap-tiap sesuatu KAMI telah menjadikan berjodohan (Adz-Dzariyat: 49)
Maksudnya semua pokok-pokok perkara ada dalam Al Quran, terkadang dengan tegas-tegas dan tempo-tempo dengan bayangan.
Tujuan Al Quran
Sebab turun ayat
Pengatur Al Quran
Penulis Wahyu
Artinya: Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Al Quran dan sesungguhnya KAMI lah yang akan menjaganya (Al Hijr:9)
Al Quran Sebagai Asas
Setiap orang yang mengaku dirinya Muslim, mesti menerima bahwa asas atau pokok yang pertama bagi Agamanya adalah Al Quran saja, Firman ALLAH SWT:
Artinya: Dan inilah kitab yang KAMI turunkan, berisi karunia. Oleh karena itu turutilah dia dan berbaktilah supaya kamu mendapat rahmat (Al An’am:155)
Penafsir Bagi Al Quran
Dalam Al Quran terdapat beberapa macam kedudukan ayat:
1.Ada yang perintahnya terang, tetapi CARANYA TIDAK TERANG, seperti ayat:
Artinya: Dan dirikanlah shalat (Al Baqarah:43)
Dalam ayat ini, perintah shalat terang, tetapi caranya tidak disebut.
2.Ada yang perintahnya terang , tetapi UKURANNYA TIDAK TERANG, seprti ayat:
Artinya: Dan keluarkanlah zakat (Al Baqarah:43)
Dalam ayat ini perintah berzakat ada, tetapi ukurannya yaitu batas berapa bagian (persen) yang harus dizakatkan tidak diterangkan dalam ayat ini.
3.Ada yang tempatnya terang, tetapi BATASNYA TIDAK NYATA, seperti Firman ALLAH SWT:
Artinya: Maka sapulah muka-muka kamu dan tangan-tangan kamu (An Nisa:43)
Ayat ini berhubungan dengan tayammum. Bahwa tangan mesti disapu ketika tayammum itu, sudah terang tetapi batas sampai dimana harus disapu itu, tidak ada dalam ayat ini.
Maka untuk ayat-ayat tersebut dan yang seumpama dengannya, tidak ada yang berhak menerangkan, menjelaskan dan menegaskannya, kecuali Nabi SAW.
Semata-mata kalau penjelasannya tidak ada di ayat lain, karena Firman ALLAH SWT kepada Nabi:
Pokok bagi Agama Islam itu sesungguhnya 1 saja, yaitu Al Quran. Tetapi dari beberapa keterangan dari pokok yang 1 ini, ulama membagi menjadi 4 yaitu:
Pertama : Al Quran
Kedua : Hadits
Ketiga : Qias
Keempat : Ijma’
AL QURAN
Quran menurut bahasa, artinya bacaan, lalu menjadi nama bagi sebuah kitab, berisi wahyu-wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkannya sedikit demi sedikit dalam masa 23 tahun.
Gunanya Al Quran
Allah menurunkan Quran itu gunanya :
a.Supaya diamalkan dan
b.Supaya disampaikan:
I.Supaya diamalkan, yakni menurut segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-NYA, sebagaimana firman-NYA:
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِيْۤ أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ (٤٣)
Artinya: Maka berpeganglah kepada apa yang diwahyukan kepadamu (Az-Zukhruf: 43)
II.Supaya disampaikan isinya kepada manusia, firman Allah SWT:
يَاۤ أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَاۤ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ (٦٧)
Artinya: Hai Rasul sampaikanlah (kepada manusia) Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Al-Maidah: 67)
Isi Al Quran
Isi Al Quran
Dalam Al Quran terdapat bermacam-macam hal dan urusan yang berkenaan dengan keduniaan, terkadang dengan perkataan yang terang-terang dan adakalanya dengan isyarat.
Diantara isinya, adalah sebagai berikut:
a.Hukum-hukum ibadat, seperti shalat, puasa, hajji, dzikir, tasbih, dsb
b.Pimpinan-pimpinan, seperti aturan berjual-beli, cara masuk rumah orang, peraturan perkawinan, hal dengki, hal dusta, hal tipuan, cara pergaulan dan sebagainya.
c.Ilmu-ilmu seperti ketetapan bahwa tiap-tiap suatu mempunyai “jodoh” (yang bersifat laki-laki dan perempuan), sebagaimana firman-NYA:
Diantara isinya, adalah sebagai berikut:
a.Hukum-hukum ibadat, seperti shalat, puasa, hajji, dzikir, tasbih, dsb
b.Pimpinan-pimpinan, seperti aturan berjual-beli, cara masuk rumah orang, peraturan perkawinan, hal dengki, hal dusta, hal tipuan, cara pergaulan dan sebagainya.
c.Ilmu-ilmu seperti ketetapan bahwa tiap-tiap suatu mempunyai “jodoh” (yang bersifat laki-laki dan perempuan), sebagaimana firman-NYA:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ (٤٩)
Artinya: Dan dari tiap-tiap sesuatu KAMI telah menjadikan berjodohan (Adz-Dzariyat: 49)
d.'Itibar-I’tibar (pelajaran-pelajaran)
Yaitu seperti surah Al-Fil. Surah ini mengandung beberapa I’tibar (pelajaran), salah satunya adalah membayangkan bahwa tidak boleh seseorang bersombong diri karena kekayaan dan kekuatannya. Sebab di suatu masa ada kemungkinan kekayaan dan kekuatan tadi dapat membinasakan dirinya sendiri dengan jalan yang nyata-nyata atau dengan jalan yang tidak disangka-sangkanya.
Selain dari 4 hal tersebut, masih ada banyak lagi macam dan rupanya, Allah berfirman:
مَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتَابِ مِنْ شَيْ
Artinya: KAMI tidak meninggalkan satupun perkara (pokok) dalam Al Quran (Al-An’am: 38)
Maksudnya semua pokok-pokok perkara ada dalam Al Quran, terkadang dengan tegas-tegas dan tempo-tempo dengan bayangan.
Tujuan Al Quran
Sebagaimana tiap-tiap kitab Agama yang pernah diturunkan Allah, begitu juga Al Quran, tujuannya adalah untuk keselamatan manusia di dunia dan akhirat.
Sebab turun ayat
Turunnya ayat-ayat Al Quran, ada kalanya bersebab dan ada masa tidak bersebab.
Kebanyakan ayat yang berhubung dengan hukum-hukum, turunnya dengan sebab diantaranya:
a.Sebab terjadi sesuatu peristiwa, seperti surah Al Baqarah ayat 226, turunnya karena orang-orang Arab sebelum Islam, jika sudah bersumpah tidak mau menghampiri istri-istri mereka,tiadalah mereka mengadakan batas lamanya sehingga istri-istri itu tidak diurus sebagaimana mestinya dan tidak pula mereka menceraikannya supaya istri-istri itu dapat kawin dengan laki-laki lain.
b.Sebab ada orang bertanya seperti ayat 219 surah Al Baqarah tentang hukum minum arak dan main judi, turunnya karena ada yang bertanya.
Kebanyakan ayat yang berhubung dengan hukum-hukum, turunnya dengan sebab diantaranya:
a.Sebab terjadi sesuatu peristiwa, seperti surah Al Baqarah ayat 226, turunnya karena orang-orang Arab sebelum Islam, jika sudah bersumpah tidak mau menghampiri istri-istri mereka,tiadalah mereka mengadakan batas lamanya sehingga istri-istri itu tidak diurus sebagaimana mestinya dan tidak pula mereka menceraikannya supaya istri-istri itu dapat kawin dengan laki-laki lain.
b.Sebab ada orang bertanya seperti ayat 219 surah Al Baqarah tentang hukum minum arak dan main judi, turunnya karena ada yang bertanya.
Pengatur Al Quran
Permulaan diturunkan ayat-ayat Al Quran, tidak seperti yang sekarang. Turunnya berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Tiap kali turun ayat, Nabi SAW memerintah sahabat-sahabatnya supaya ayat ini dimasukkan di surah ini dan ayat yang lain diletakkan di surah lain pula. Begitulah sehingga teratur seperti yang terdapat sekarang ini.
Penulis Wahyu
Yang menulis wahyu (Al Quran) adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW dibawah pengawasan dan bimbingan Beliau. Diantara penulis-psnulis itu adalah:
1.Khalifah Abu Bakar
2.Khalifah Umar
3.Khalifah Utsman
4.Khalifah Ali
5.Zaid
6.Zubair
7.Ubay dan
8.Abdullah bin Arqam
Pengumpul Al Quran
1.Khalifah Abu Bakar
2.Khalifah Umar
3.Khalifah Utsman
4.Khalifah Ali
5.Zaid
6.Zubair
7.Ubay dan
8.Abdullah bin Arqam
Pengumpul Al Quran
Di zaman Rasulullah SAW Al Quran sudah sempurna tertulis, ada yang diatas kulit, pelepah korma, daun, sutera, tulang, da nada yang di atas batu, tetapi tulisan-tulisan itu tidak terkumpul di satu tempat.
Sesudah Nabi SAW wafat, terjadilah peperangan besar di negeri Yamamah, banyak sahabat-sahabat Nabi yang hafidz Al Quran turut dalam peperangan itu. Kejadian tersebut mengharukan Khalifah Umar, ia khawatir kalau-kalau sahabat-sahabat yang hafidz Quran itu semua tewas dalam peperangan, sebab kalau mereka meninggal, tentu kaum Islam akan kehilangan saksi bagi Al Quran.
Lalu Baginda Umar meminta kepada Khalifah Abu Bakar supaya diperintahkan mengumpulkan semua tulisan Al Quran.
Permintaan ini dituruti oleh Abu Bakar sehingga terkumpullah Al Quran dengan sempurna.
Setelah Abu Bakar meninggal dunia kumpulan Al Quran tadi disimpan baginda Umar. Sesudah Umar wafat kumpulan Al Quran itu disimpan Hafsah anak baginda Umar.
Kemudian Khalifah Utsman juga meminjam kumpulan Al Quran kepada Hafsah lalu disalinnya menjadi beberapa nuskhah.
Kemudian nuskhah-nuskhah ini dibagi-bagikan di seluruh Negara Islam di zaman itu dengan maksud supaya bacaan Al Quran menjadi sama dan tidak berselisih. Sesudah itu kumpulan Al Quran tadi dikembalikan kepada Hafsah.
Riwayat Al Quran
Riwayat atau khabar tentang Al Quran yang sampai kepada kita adalah dengan jalan mutawatir yaitu khabaran dari orang banyak yang disampaikan kepada orang banyak pula, terus-menerus berturut-turut, sehingga sampai kepada kita, yang pada adatnya mustahil mereka (orang banyak) itu bias berkumpul atau bermufakat untuk berdusta dalam menyampaikannya.
Al Quran Terpelihara
Al Quran dari mulai diwahyukan kepada Nabi kita, lalu ditulis di hadapan Beliau, sehingga sampai kepada kita, adalah terjaga dari segala macam perubahan, tambahan dan pengurangan. Terjaganya itu adalah atas jalan tulisan dan hafalan yang terus-menerus dari satu masa hingga sekarang.
Seterusnya akan terpelihara juga sebagaimana Firman ALLAH SWT:
Sesudah Nabi SAW wafat, terjadilah peperangan besar di negeri Yamamah, banyak sahabat-sahabat Nabi yang hafidz Al Quran turut dalam peperangan itu. Kejadian tersebut mengharukan Khalifah Umar, ia khawatir kalau-kalau sahabat-sahabat yang hafidz Quran itu semua tewas dalam peperangan, sebab kalau mereka meninggal, tentu kaum Islam akan kehilangan saksi bagi Al Quran.
Lalu Baginda Umar meminta kepada Khalifah Abu Bakar supaya diperintahkan mengumpulkan semua tulisan Al Quran.
Permintaan ini dituruti oleh Abu Bakar sehingga terkumpullah Al Quran dengan sempurna.
Setelah Abu Bakar meninggal dunia kumpulan Al Quran tadi disimpan baginda Umar. Sesudah Umar wafat kumpulan Al Quran itu disimpan Hafsah anak baginda Umar.
Kemudian Khalifah Utsman juga meminjam kumpulan Al Quran kepada Hafsah lalu disalinnya menjadi beberapa nuskhah.
Kemudian nuskhah-nuskhah ini dibagi-bagikan di seluruh Negara Islam di zaman itu dengan maksud supaya bacaan Al Quran menjadi sama dan tidak berselisih. Sesudah itu kumpulan Al Quran tadi dikembalikan kepada Hafsah.
Riwayat Al Quran
Riwayat atau khabar tentang Al Quran yang sampai kepada kita adalah dengan jalan mutawatir yaitu khabaran dari orang banyak yang disampaikan kepada orang banyak pula, terus-menerus berturut-turut, sehingga sampai kepada kita, yang pada adatnya mustahil mereka (orang banyak) itu bias berkumpul atau bermufakat untuk berdusta dalam menyampaikannya.
Al Quran Terpelihara
Al Quran dari mulai diwahyukan kepada Nabi kita, lalu ditulis di hadapan Beliau, sehingga sampai kepada kita, adalah terjaga dari segala macam perubahan, tambahan dan pengurangan. Terjaganya itu adalah atas jalan tulisan dan hafalan yang terus-menerus dari satu masa hingga sekarang.
Seterusnya akan terpelihara juga sebagaimana Firman ALLAH SWT:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهٗ لَحَافِظُونَ (٩)
Artinya: Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Al Quran dan sesungguhnya KAMI lah yang akan menjaganya (Al Hijr:9)
Al Quran Sebagai Asas
Setiap orang yang mengaku dirinya Muslim, mesti menerima bahwa asas atau pokok yang pertama bagi Agamanya adalah Al Quran saja, Firman ALLAH SWT:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٥٥)
Artinya: Dan inilah kitab yang KAMI turunkan, berisi karunia. Oleh karena itu turutilah dia dan berbaktilah supaya kamu mendapat rahmat (Al An’am:155)
Penafsir Bagi Al Quran
Dalam Al Quran terdapat beberapa macam kedudukan ayat:
1.Ada yang perintahnya terang, tetapi CARANYA TIDAK TERANG, seperti ayat:
وَأَقِيْمُوا الصَّلَاةَ (٤٣)
Artinya: Dan dirikanlah shalat (Al Baqarah:43)
Dalam ayat ini, perintah shalat terang, tetapi caranya tidak disebut.
2.Ada yang perintahnya terang , tetapi UKURANNYA TIDAK TERANG, seprti ayat:
وَآتُوا الزَّكَاةَ (٤٣)
Artinya: Dan keluarkanlah zakat (Al Baqarah:43)
Dalam ayat ini perintah berzakat ada, tetapi ukurannya yaitu batas berapa bagian (persen) yang harus dizakatkan tidak diterangkan dalam ayat ini.
3.Ada yang tempatnya terang, tetapi BATASNYA TIDAK NYATA, seperti Firman ALLAH SWT:
فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَأَيْدِيْكُمْ (٤٣)
Artinya: Maka sapulah muka-muka kamu dan tangan-tangan kamu (An Nisa:43)
Ayat ini berhubungan dengan tayammum. Bahwa tangan mesti disapu ketika tayammum itu, sudah terang tetapi batas sampai dimana harus disapu itu, tidak ada dalam ayat ini.
Maka untuk ayat-ayat tersebut dan yang seumpama dengannya, tidak ada yang berhak menerangkan, menjelaskan dan menegaskannya, kecuali Nabi SAW.
Semata-mata kalau penjelasannya tidak ada di ayat lain, karena Firman ALLAH SWT kepada Nabi:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ (٤٤)
Artinya: Dan KAMI telah menurunkan Al Quran kepadamu (Muhammad) supaya engkau menerangkan kepada manusia, apa-apa yang telah diturunkan kepada mereka itu (An Nahl: 44)
Sekian penjelasan salah satu dari pokok-pokok Agama yaitu Al Quran, semoga bermanfaat bagi yang membacanya.